Dilahirkan di Urbino, Itali, 16 Pebruari 1979. Putra dari Graziano Rossi, urutan ke-3 250cc kejurdu pada tahun 1979 menunggang Morbidelli. Memulai karir balap tahun 1990 di kompetisi mini-moto. Tahun 1993 memulai debut dengan Cagiva di Italian 125cc Sport Production championship, mengumpulkan kemenangan-kemenangan pada musim rookie dan mendapat gelar juara pada tahun 1994.
Karir MotoGP
1996: Debut kejuaraan dunia di GP Malaysia 125cc menggunakan Aprilia tim Scuderia AGV.
Posisi akhir di kejuaraan: posisi 9 dengan total 111 poin. Satu kemenangan di Replublik Ceko.
1997: Juara dunia 125cc termuda ke-2 mengendarai Aprilia di tim Nastro Azzuro Team.
Posisi akhir di kejuaraan: pertama dengan 321 poin. 11 Kemenangan: Malaysia, Spanyol, Italia, Perancis, Belanda, Imola, Jerman, Brazil, Inggris, Catalunya, dan Indonesia.
1998: Pindah kelas ke 250cc mengendarai Aprilia tim Nastro Azzuro.
Posisi akhir di kejuaraan: kedua dengan 201 poin, 5 kemenangan di: Belanda, Imola, Catalunya, Australia dan Argentina.
1999: Menjadi juara dunia 250cc termuda dengan mengendarai Aprilia untuk tim Aprilia Grand Prix Racing.
Posisi akhir di kejuaraan: pertama dengan 309 poin, 9 kemenangan di: Spanyol, Italia, Catalunya, Inggris, Jerman, Ceko, Australia, Afrika Selatan, dan Brazil.
2000: Naik kelas lagi ke 500cc mengendarai Honda untuk tim Nastro Azzuro Team.
Posisi akhir di kejuaraan: kedua dengan 209 poin, 2 kali menang di Inggris dan Brazil.
2001: Merebut gelar juara dunia 500cc dengan mengendarai Honda untuk tim Nastro Azzuro Team.
Posisi akhir di kejuaraan: pertama dengan 325 poin, 11 kemenangan di: Jepang, Afrika Selatan, Spanyol, Catalunya, Inggris, Ceko, Putugal, Pasifik, Australia, Malaysia, dan Brazil.
2002: Memenangi MotoGP World Championship yang direvisi dengan mengendarai Honda RC211V yang gres untuk tim Repsol Honda Team.
Posisi akhir di kejuaraan: pertama dengan 355 poin, koleksi 11 kemenangan di: Jepang, Spanyol, Perancis, Catalunya, Italia, Belanda, Inggris, Jerman, Portugal, Brazil, dan Australia.
2003: Memenangi gelar juaranya yang ke-dua di MotoGP World Championship masih bersama Repsol Honda Team.
Posisi akhir di kejuaraan: pertama dengan 357 poin, koleksi 9 kemenangan di: Jepang, Spanyol, Italia, Ceko, Portugal, Rio, Malaysia, Australia, dan Valencia.
2004: Pindah ke Gauloises Fortuna Yamaha mengendarai YZR-M1 dan kembali memenangi MotoGP World Championship.
Posisi akhir di kejuaraan: pertama dengan 304 poin, 9 kemenangan di: Afrika Selatan, Italia, Catalunya, Belanda, Inggris, Portugal, Malaysia, Australia, dan Valencia.
2005: Memenangi gelar juara dunia yang ke-dua untuk Gauloises Fortuna Yamaha Team.
Posisi akhir di kejuaraan sampai di Malaysia: pertama dengan 281 poin, 9 kemenangan di: Spanyol, Cina, Perancis, Italia, Catalunya, Belanda, Inggris, Jerman, dan Ceko.
Fakta lain mengenai karir Rossi
Rossi menjadi salah satu dari hanya tiga pembalap yang telah menjuarai 5 atau lebih kejuaraan dunia, yang lain adalah Mick Doohan dengan 5 gelar, dan Giacomo Agostini dengan 8 gelar.
Dia adalah pembalap pertama yang dapat mencetak sembilan atau lebih kemenangan pada satu musim di kelas utama di lima kali kejuaraan.
Diawal tahun ini di Dutch TT, Rossi menjadi pembalap Yamaha pertama yang bisa menang 5 kali berturut-turut di balapan kelas utama.
Kemenangan Rossi di seri yang pertama di Jerez, membuatnya menjadi satu-satunya pembalap selain Agostini yang berhasil memenangi balapan pembuka tiap musim selama 5 kali berturut-turut.
Pada tahun 2001, Rossi menjadi pembalap termuda satu-satunya yang merebut gelar juara di 3 kelas berbeda. Pembalap lain yang berhasil merebut gelar di 3 kelas berbeda adalah Phil Read (125, 250, 500) dan Mike Hailwood (250, 350, 500).
Rossi adalah pembalap termuda ke-4 yang pernah merebut gelar juara dunia 500cc setelah Fredie spencer, Mike Hailwood, dan John Surtees.
Valentino Rossi pembalap kelahiran Urbino, Italia 16 Februari 1979 adalah seorang pembalap tersukses di balap grandprix motor dunia setelah era Michael Doohan, dengan titel juara dunia di empat kelas yang berbeda yang diraihnya dalam waktu tujuh tahun berkarir.Putra dari mantan pembalap GP 250 cc Graziano Rossi dan Stefania Palma ini memegang banyak rekor dan prestasi yang diraihnya melampaui banyak seniornya. Total pembalap eksentrik ini membukukan 7 gelar juara dunia, sekali di kelas 125cc, sekali di kelas 250cc, dan lima kali di kelas puncak, 500cc dan Motogp
Lahir Untuk Balap
Rossi memang dilahirkan untuk menjadi pembalap, Ia tumbuh dilingkungan yang sangat mendukung karirnya. Ayahnya, Graziano Rossi adalah seorang pembalap besar dimasa ’70-an. Otomatis ia besar dilingkungan yang kental atmosfer balap. Ketika anak-anak seusianya asyik dengan mainannya, Rossi bermain dengan motor balap sungguhan di tengah paddock pembalap ternama Luca Cadalora ataupun Loris Reggiani.
Nomor 46
Dalam karirnya sepanjang GP Rossi selalu memakai nomor 46, ia memakai nomor itu setelah menonton aksi seorang pembalap wildcard Jepang bernomor 46 di TV yang membuatnya terkesan. Apalagi nomor itu juga dipakai oleh Graziano Rossi, papanya ketika memenangkan lomba pertama dengan Morbidelli tahun 1979. Saat ini ia tetap memakai nomor 46 kebanggaanya itu dan tidak mengikuti juara dunia-juara dunia sebelumnya yang memilih berganti nomor 1 setelah mendapatkan titel juara dunia.
Entertainer
Saat pertama bergabung di Gp 500cc bersama tim bekas Doohan, yang dikepalai oleh seorang mekanik handal Australia bernama Jerremy Burgess, suasana paddock sangat terpengaruh perangai Doohan yang temperamental. Semua mekanik dan staff tim tampak serius dan cenderung penuh tekanan. Suasana ini buat Rossi sungguh tak masuk akal, menurutnya ia tak bisa membayangkan membalap tanpa merasa fun, kemudian waktu ia mulai menang, ia bertekad untuk merayakan besar-besaran, menurutnya ia cuma ingin melakukan sesuatu yang baru, menunjukkan emosi memenangkan balap.
Sejak saat itulah, pesta kemenangan jadi ciri khasnya. Tak hanya bersama teman, juga ribuan pendukungnya yang memadati sirkuit. Dengan aksi-aksinya, Rossi bagaikan magnet yang menarik orang untuk menonton GP. Para pecinta GP tentu masih ingat akan aksinya memboncengkan fansnya yang berkostum ayam berkeliling sirkuit, aksinya memboncengkan fans yang berpakaian dokter, ia juga pernah membonceng angka satu raksasa sebagai simbol juara dunia, juga aksi wheelie dan burnout nya yang sudah tak terhitung setiap memperoleh kemenangan. Ia juga kerap memberikan kneepad atau topi nya kepada fansnya dengan melemparnya saat berada di podium. “Valentino itu petarung hebat. Tetapi ia juga tahu kalau kita berada ditengah bisnis hiburan. Jadi ia juga suka menghibur,” kata Burgess.